Golden Triangle

Golden Triangle
Adenium Obesum Bonggol Emas

22 Agustus 2007

Bintaro. 22 Agustus 2007

Harga tanaman tinggi, tak apa lah. Tak perlu demo atau protes. Toh daun aglaonema tidak bisa digunakan untuk beli beras atau minyak tanah.

Sampai hari ini yang paling seru memperdebatkan mengapa harga tanaman bisa demikian tinggi.

Mungkin salah satu penyebabnya adalah kolektor 'sableng' macam kita-kita ini. Bila sudah suka dan kepincut tanaman rasanya memang harus punya.

Tapi toh ada pilihan lain. Yang lebih baik dan bijaksana serta dituntut untuk melatih kesabaran. Beli bibit yang baik dan pelihara dengan tekun. Pasti hasilnya mantap.

Pilihan lain lagi ...., minta ke tetangga, teman, or saudara. Bener lho. Sering, atau kadang-kadang, di rumah tetangga, teman atau saudara ada harta karun. Barangkali saja ada adenium yang sudah 20 tahun dibiarkan di halaman, dan sudah waktunya mau diganti. Barangkali saja ada cobra atau jemani di pojok belakang sudah besar tapi tidak terurus. Dengan 1 dan 2 sentuhan mereka jadi indah lagi.

Jadi jangan ragu untuk meneruskan hobi bercocok tanam. Jangan biarkan harga tinggi membuat patah semangat, bahkan anggap saja insentif karena kalau tanaman yang kita rawat menjadi ciamik bisa jadi teranggap investasi.

19 Agustus 2007

Harga tanaman

Bintaro. 19 Agustus 2007

Sering kita perhatikan harga tanaman hias sekarang ini demikian mahal, jutaan, puluhan juta, bahkan ratusan juta. Heran juga ya, kenapa bisa seperti itu...

Dulu, waktu masih baru-barunya suka membeli memelihara dan mengutak-utik tanaman, saya sering berpikir, "Kenapa sih kok harganya bisa demikian mahal?" Memang tanaman itu bagus-bagus, tetapi 'kan tidak bisa untuk membeli nasi ...

Iya kan, pasti banyak yang berpikiran seperti itu. Itu saya, seperti itu, dulu.

Sekarang ini, setelah mengkoleksi beberapa Hengheng, Valentine, Buterfly, Black Giant, RCN, Rafles, Jaipong, Cobra, Hukeri, Badak, kristata, varigata, bunga kuning, bunga merah, dan lain-lain. Setelah menghabiskan banyak waktu berburu wira-wiri Ciledug, BSD, Yogyakarta, Bangkok, Taipei, dan Kaohshiung. Setelah berjam-jam menghabiskan waktu mengelapi daun-daun merah kekuningan, mengikat batang-batang berbunga ungu, kuning, dan merah, membuat media, memindahkan pot, memotong akar, mencapur mengaduk obat, memangkas batang, memotong umbi, dan lain-lain.

Setelah melewati semua itu, kalau dipikir-pikir, harga tanaman kalau dibilang mahal rasanya enggak juga. Tetapi memang secara jumlah absolut rupiah tidak bisa dibilang murah.

Bagaimana ya ..., setiap kali saya sedang me-lap daun aglaonema agar tidak berdebu ... salah satu koleksi saya Buterfly, beli 6 daun pada harga Rp. 90.000,-, murah meriah dan termasuk koleksi awal .. sekarang Buterfly sudah 23 daun, kondisi kinclong, pertumbuhan daun seimbang baik arah dan ukurannya, anaknya sudah keluar 4 daun. Setiap kali saya me-lap dan membersihkan daun-daun saya terpikir: harga pasar paling tinggi Rp. 750.000,- an, waktu yang saya habis-kan untuk merawat tanaman ini .. koleksi pertama saya, mengganti media, melapi daun-daun, mengganti pot, hari-hari menunggu pertumbuhan.

Bila harus dihitung dengan uang, bagaimana caranya? Susah juga untuk memberi harga.

Kalau kita ingin menjual tanaman koleksi, bagaimana caranya memberi harga untuk waktu dan pikiran yang sudah disalurkan untuk tanaman itu.

Waktu, misalnya ... daun-daun itu 'kan harus berebut waktu dengan keluarga, teman, dan keperluan yang lain. Hari Sabtu dan Minggu, yang dulu untuk jalan-jalan sekarang kita gunakan untuk merawat tanaman.

Terus ... beberapa waktu lalu saya menghadiahkan Aglaonema Rotundum untuk salah satu raltif. 2 pohon sehat dan kinclong. Tadi sore kedua pohon itu kembali untuk dirawat ... 1 dalam kondisi sekarat ... 1 lagi tinggal akar saja. Aduh ....

Coba bayangkan, untuk beberapa tanaman yang kita sudah rawat dengan baik kemudian jatuh ke seseorang, yang kemudian tidak sanggup merawat tanaman itu. Sedih kan ...

Akhirnya ... pasang harga tinggi ... setidaknya rupiah yang didapat bisa merupakan hiburan, atau bisa digunakan untuk membeli tanaman lain lagi untuk dirawat.

08 Agustus 2007

Yak Sing Buri

Yak Sing Buri ini menarik karena warnanya hijau semu kekuningan dan daunnya agak keriting seperti Compacta berbulu seperti Arabicum. Kuningnya pun hanya semu-semu saja sehingga tidak terlihat sepert pohon sakit (seperti Yellow Full).